Oleh: Rian Juanda* |
Ilustrasi: Sumber Internet |
...
ada daun jatuh
tulis
ada rumput menghijau
tulis
ada tanah terbakar
tulis
ada anak pipit terjatuh dari sarangnya
tulis
PENDAHULUAN
Menulis, seperti dipuisikan Saut Sitompul di atas, sungguh gampang. Jangankan musibah tsunami yang dahsyat, daun jatuh, rumput, anak pipit, dan semua hal remeh temeh bisa jadi bahan tulisan...percayalah!
Tapi, persoalannya, percaya begitu saja bukan perkara gampang. Sulit meyakinkan diri bahwa kita bisa menulis. Entah mengapa kita gemar sekali menanam keraguan itu. Pohon keyakinan-tak-bisa-menulis pun tumbuh nan subur dalam diri: rindang, berbuah terus sepanjang hayat.
PERCAYA DIRI, untuk apa pun, adalah modal besar. Termasuk MENULIS. Mulai sajalah menulis sekarang juga. Nanti, rasa percaya diri akan tumbuh dengan sendirinya. Ayo mulai menulis, tentang apa pun. Tentang awan, tentang kerikil, tentang senja yang menyebalkan, tentang kesedihan, tentang kita, tentang..., ah tentang membaca.
Ya, sulit memisahkan membaca dari menulis. Semakin rajin menulis, kebutuhan membaca menanjak pula. Keduanya sudah menjadi satu paket. Malah, banyak orang menjadikan membaca sebagai rekreasi: santai dan menyenangkan.
Sudah lama pula matahari menyaksikan orang-orang yang melejit karena doyan membaca, ditambah lagi gila menulis. Mengapa tak ikutan?
BUKAN CUMA OTOT, OTAK JUGA
Bukan cuma otot yang perlu gizi, otak juga. Selain protein, otak masih butuh jenis gizi yang lain, yaitu: INFORMASI. Hati-hati! Kekurangan gizi ini membuat kita rawan terserang "otak tumpul" atau "otak udang". Jika otot butuh olah raga, otak perlu olah otak. Ada banyak cara berolah otak: melakukan perjalanan, membaca buku, majalah, dan koran, menyusuri dunia maya, berdiskusi dan MENULIS! Semakin rajin, makin "sehat" otak kita.
Bagian 1.
KEAMPUHAN MEMBACA DAN MENULIS
KEAMPUHAN MEMBACA DAN MENULIS
1. Menyehatkan diri
2. Menjelajah dunia dengan murah
3. Menyalakan semangat hidup
4. Menguatkan imajinasi
5. Menenangkan diri
6. Menyalakan diri
7. Menebalkan isi kantong
TIDAK PERCAYA? Buktikan sendiri, lakukan saja!
Membaca-Menulis itu MENYEHATKAN DIRI
Pikun.Inilah momok semua orang, karena ia pasti datang. Tapi tenang saja, ada cara mudah supaya pikun bisa ditolak, paling tidak dimundurkan jadwalnya. Yaitu dengan membaca. Bukan omong kosong, sebab ini hasil penelitian ilmiah. Membaca juga bisa menyembuhkan penyakit lupa-yang disebut alzeimer.
Membaca dan menulis juga salah satu cara menghadapi situasi berat. Lihat saja Anne Frank-gadis kecil yang disekap di kamp NAZI, Bung Hatta dan Mochtar Lubis. Mereka berhasil mengatasi tekanan berat kamar-kamar sempit penjara dengan menuliskan apa yang mereka alami.
Pengalaman ini juga dibuktikan oleh kawan-kawan untuk mengatasi trauma para korban tsunami, konflik bersenjata atau kekerasan.
Para penulis juga biasanya mempunyai jadwal menulis. Jika berhasil menjalankan jadwal menulis menjelang subuh, kau akan mempunyai waktu menikmati pagi sambil berolahraga. Asyik juga. Tulisan selesai, pikiran terang, badan segaaar....
Membaca, Cara Murah Menjelajahi Dunia
Buku Winnetou yang ditulis Karl May, penulis Jerman yang hidup pada tahun 1842-1912, konon ditulis berdasarkan buku-buku yang dibacanya. Membacanya, kita serasa bertemu langsung dengan Winnetou, sang pahlawan suku Indian di Amerika, juga wilayah, masalah dan kehidupan mereka. Sebuah studi literatur dan daya imajinasi yang super dahsyat. Buat Karl May, membaca bisa jadi penjelajahan dalam bentuk lain. Begitu juga kita saat membaca buku lain Karl May, Pramoedya Ananta Toer atau Komik Tintin.
Benar juga bahwa buku adalah jendela dunia. Apalagi sudah jutaan buku diterbitkan. Segala macam pikiran, kebudayaan, kish-kisah kehidupan dan warna warni dunia bisa kita temukan. Maka, membaca menjadi cara termudah dan termurah menjelajahi dunia untuk menjumpai hal-hal baru, yang kadang mencengangkan dan menggetarkan. Modal utamanya sebenarnya cuma NIAT dan WAKTU, dan itu gratis. Soal buku? Ah, pinjma saja dulu kepada kawan atau perpustakaan.
Buku Cuma Untuk yang Punya SEMANGAT
Ada orang yang bicara," Setiap orang dinilai dari karyanya". Banyak yang setuju, rasanya kau juga begitu. Sayangnya kita sering terserang "lesu darah" untuk berkarya. Ya, kehilangan semangat. Walaupun menjaganya tidak susah-susah amat.
Tinggal kau sulut saja rasa ingin tahumu, semangatmu pasti berkobar, dan cara mudah untuk menyulutnya bisa lewat membaca. Membaca apapun, tentang orang menari di Alaska, obrolan warung kopi Ulee Kareng, kisah Malahyati mengumpulkan laskar, surat-surat Kartini, perjuangan Daud Beureuh, kisah seorang perempuan yang mempertahankan keyakinannya, bahkan rumor.
Dengan terus membaca, ditambah menulis kalau mau, perlahan-lahan kita akan berhasil memiliki motif yang jelas soal diri sendiri. Ingin hidup macam apa? Peran apa yang mau dilakukan? Karya apa yang sebaiknya dibuat? Akibatnya,werrr....! SEMANGAT pun tambah berkobar. Lalu...Selamat Berkreasi.
Membaca, Menguatkan IMAJINASI
Jangan kau pikir Einstein sedang mengigau waktu ngomong, “Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan”. Sama sekali nggak. Dewa fisika itu sadar dan serius seratus persen. Tanpa imajinasi, pengetahuan tak berkembang, kebudayaan menjadi kering.
Imajinasilah yang mendorong kita untuk berfikir. Imajinasi juga memperjelas apa yang menjadi visi, dari sini, maka jelaslah apa yang baik dipelajari, termasuk pengetahuan apa yang harus digali atau diciptakan. Membaca akan memperkaya lorong-lorong imajinasi kita. Cerita soal kehidupan, keseharian tokoh, nilai-nilai dalam novel, semuanya memperkuat imajinasi. Nah, biarkan meliar imajinasi kau!
Membaca-Menulis Mampu MENENANGKAN DIRI
Kesal, memang. Kita tak bisa memilih dan tak kuasa menolak masalah. Lagak si persoalan pun mengesalkan, seperti tamu agung saja, meski sebenarnya kita tak sudi menerimanya. Sialnya, setiap hari, bahkan setiap detik, ada saja persoalan dating. Jadi, tak ada jalan lain memang, selain menerima dan menyelesaikan.
Nah, dengan membaca-menulis kita bisa menumpahkan perasaan, melihat duduk perkara sebenarnya, atau punya kacamata lain untuk memandang. Malahan tak jarang akhirnya menemukan penyelesaian yang ternyata tak rumit-rumit amat. Sederhana saja.
Detik berikutnya, kita menjadi tenang. Kemudian tumbuh rasa siap dan keyakinan menyelesaikan persoalan, apa pun ruwetnya. Nah, Satu lagi kehebatan membaca menulis….!
Membaca-Menulis Membuat KANTONG TEBAL
JK Rowling, penulis novel serial Harry Potter, mendadak menjadi kaya raya sampai lebih 3,5 milliar dollar US (kira-kira 35 triliun rupiah) sejak novel itu terbit pertama kali tahun 1997. Pantas saja kalau ia menyerobot posisi para pengusaha dan olahragawan hebat dunia. Lebih dari 300 buku serial Harry Potter terjual yang diterjemahkan dalam 61 bahasa dan tersebar di 200 negara. Wauw!
Banyak pula penulis lain yang sukses, termasuk di Indonesia. Ayu Utami, Dewi Lestari, Fira Basuki, Seno Gumira, adalah sedikit contoh sukses. Di Yogya, seorang siswa SMP bernama Attaka, sudah punya penghasilan sendiri setelah berhasil menulis dua novel yaitu Misteri Terbunuhnya Penggemar Harry Potter dan Misteri Pedang Skin Head
Buka cuma menulis yang bisa mengundang harta. Membaca juga. Orang-orang sukses, entah sutradara, wartawan, dokter, ilmuwan, teknisi, termasuk pengusaha, jauh sebelumnya pasti sudah rakus membaca. Ah sudahlah…kumpulkan buku, luangkan waktu, dan kunyah semua. Jangan tersisa sedikit pun!
"Membaca dan menulis, seperti mengisi bahan bakar PIKIRAN tetap MENYALA”
Nikmati, Biasakan, baru Kuasai Teknik Membaca dan Menulis
Bagian 2.
MEMBACA YANG ASYIK-EFEKTIF
1. Menceburkan diri sepenuhnya
2. Manfaatkan imajinasi
3. Berhenti sejenak, pikirkan kembali
4. Kaitkan dengan pengalaman
5. Ulangi Lagi
6. Gunakan peta-pikiran
7. Kuasai dulu peta besar, baru kemudian rinciannya
8. Tulislah yang menjadi perhatian
Jangan Tanggung-Tanggung, Menceburlah Saat Membaca!
Segunung riset ilmiah membuktikan bahwa emosi dan fisik manusia saling mempengaruhi. Setiap perasaan memicu tubuh untuk memproduksi enzim tertentu yang akan mempengaruhi kerja organ tubuh. Lebih jauh lagi, penelitian juga mencatat bahwa enzim-enzim yang dipicu oleh perasaan positif cenderung menyehatkan.
Umpamanya perasaan senang. Emosi jenis ini memancing cincin limbus di dalam otak menjadi aktif, sehingga informasi yang semula direkam dalam otak bawah sadar mengalir lancar menuju otak sadar. Lain soal bila kita sedih, bête, sebel. Cincin limbus pasif, tak ada informasi yang diproses otak sadar, dan inilah yang membuat kita sering merasa tak bisa berfikir.
Ini membuktikan bahwa apa pun pekerjaan kita, bukan pekerjaan fisik atau perasaan semata. Seperti konser, semua indera bekerja. Semakin kita menikmati, hasilnya juga bertambah yahud. Begitu pula membaca, bukan hanya otot mata dan otak yang bekeraja, tetapi totalitas diri kita. Maka, betul-betul nikmati bacaan. Tangkaplah pemikiran dan perasaan yang melintas. Sejak memungut buku, membacanya, hingga meninggalkannya.
Manfaatkan IMAJINASI
(Bersambung...selanjutnya Manfaatkan IMAJINASI)
Referensi:
Baca Ngeun Tuleh Ubat Hate, Seuramoe Teumuleh, Kerjasama antara Katahati Institute, BRR NAD-Nias dan Baraka Perbukuan), Banda Aceh, 2006.
* Alumni Sekolah Menulis "Seuramoe Teumuleh" Angkatan Pertama 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar