Minggu, 21 Agustus 2011

UNIVERSITAS SYIAH KUALA ADAKAN PELATIHAN REEF RESILIENCE AND CLIMATE CHANGE

Oleh: Rian Juanda, S. Kel*

Para Peserta Training Workshop "Reef Resilience and Climate Change" di Banda Aceh


Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan terumbu karang, khususnya terkait perubahan iklim menuntut para pengelola/peneliti dan pemerhati terumbu karang untuk lebih peka dan aktif melestarikan terumbu karang. Reef resilience terumbu karang (Resilience adalah kemampuan suatu sistem untuk mempertahankan fungsi-fungsi pentingnya dari gangguan (strees) sambil beradaptasi terhadap perubahan-perubahannya) sesungguhnya bukan hal baru, namun sejauh mana faktor ini dimasukkan dalam pertimbangan pengelolaan terumbu karang masih menjadi pertanyaan. Menjawab masalah ini, pengetahuan dan aplikasi reef resilience dalam pengelolaan harus dibangun. Demikian salah satu bagian dari materi “Reef Resilience and Climate Change Training Workshop”, di Banda Aceh. Workshop yang diadakan 19-20 Juli 2011 ini diselenggarakan oleh Ocean Diving Club (ODC) Unsyiah, Pusat Studi Kelautan dan Perikanan (PSKP) Unsyiah dan The Coral Reef Alliance (CORAL). 

"Aceh mempunyai ekosistem terumbu karang yang bagus, kalau tidak dijaga dengan baik dan benar, maka ekosistem tersebut akan rusak," Ujar Nur Fadli, M. Sc (Ketua Jurusan Kelautan Unsyiah) dalam sambutannya. Ia juga menyampaikan kejadian pemutihan karang (bleaching) massal pada tahun 2010 yang berpusat di Laut Andaman sangat terasa dampaknya di perairan Aceh. Diperkirakan hampir 80 persen hewan-hewan pembangun terumbu karang mengalami pemutihan dan tidak kurang 50 persen berujung kepada kematian. 

Peserta yang hadir berasal dari kalangan mahasiswa, jaringan KuALA Aceh dan alumni kelautan Unsyiah. Menurut Dr. Edi Rudi, M. Si yang merupakan trainer utama kegiatan ini, tujuan dari workshop ini ialah meningkatkan kapasitas para pengelola/peneliti dan pemerhati terumbu karang untuk mengimplementasikan secara praktis strategi pelestarian dengan melibatkan pertimbangan resilient.
 
Selama 2 hari peserta diajak untuk bertukar pikiran dan pengalaman mengelola terumbu karang. Kombinasi antara presentasi dan kerja kelompok membuat para peserta bebas untuk memberi masukan bagi pengelolaan terumbu yang tepat. Materi yang disampaikan bervariasi mulai dari teori iklim dan pemutihan karang, peringatan dini, praktikal implementasi hingga bagaimana mengkomunikasikan kepada publik. Workshop ini semakin memberi nilai tambah dengan kehadiran Abdus Syakur, M. Si (Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh) yang memberi materi dalam pengelolaan wilayah konservasi (Marine Protection Area) yang ada di Aceh. Menurutnya "Dalam pembentukan MPA ini kearifan lokal juga harus tetap dijaga, setidaknya ada beberapa wilayah yang akan di bentuk MPA diantaranya Aceh Besar, Simeulu, Singkil, Aceh Barat, Aceh Jaya dan Sabang.

Pada hari penutupan Dr. Edi Rudi, M. Si berharap ilmu ini dapat diaplikasi dan bermanfaat bagi kita semua, karena dengan melestarikan terumbu karang kita juga turut melestarikan masyarakat.

People People People....!



Rangkaian Kegiatan Training Workshop "Reef Resilience and Climate Change"


*Salah seorang peserta pelatihan "Reef Resilience and Climate Change", Alumni Ilmu Kelautan Unsyiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar